By : Daniel Wiradanu cs Physic Chemistry's Group
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Tujuan Percobaan
Percobaan kecepatan reaksi ini, bertujuan
untuk :
1. Menentukan
konstanta kecepatan reaksi dan orde reaksi antara Natrium thiosulfat (Na2S2O3)
dan larutan HCl, dengan
mencari pendekatan reaksi pseudo molekular dengan cara “ INITIAL RATE”.
2. Mencari
konstanta kecepatan reaksi dari penyabunan etil asetat.
I.2. Dasar Teori
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan
laju yang berbeda-beda dan agar reaksi tersebut dapat berlangsung,
partikel-partikel (atom atau molekul) dari zat yang bereaksi harus bertumbukan
satu sama lain dan mempunyai energi kinetik yang cukup. Hal ini dipelajari di
dalam kinetika kimia. Kinetika kimia merupakan bagian dari kimia fisika yang
mempelajari tentang laju (kecepatan) reaksi kimia dan mekanisme dari proses
kimia tersebut. Selain itu kinetika kimia juga mempelajari hubungan energi
antara reaktan dan produk.
Kecepatan reaksi dari suatu zat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, temperatur, konsentrasi zat reaktan,
sifat zat itu sendiri (sifat reaktan), luas permukaan, dan katalis.
Temperatur
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung jika
ada energi yang cukup untuk reaksi. Energi ini dapat berupa kerja dari luar
atau panas. Secara umum reaksi kimia akan berlangsung semakin cepat jika suhu dinaikkan.
Pada umumnya pada penambahan suhu sebesar 10oC maka kecepatan
reaksinya akan menjadi dua atau tiga kali kecepatan reaksi semula, sehingga
reaksi pada suhu kamar akan berjalan lambat, dan akan berlangsung cepat jika
dilakukan pada suhu yang tinggi.
Konsentrasi reaktan
Konsentrasi reaktan besar pengaruhnya pada
kecepatan reaksi. Secara umum
kecepatan reaksi kimia adalah fungsi dari konsentrasi. Makin besar konsentrasi
dari reaktan maka semakin besar pula kecepatan reaksinya, hal ini disebabkan
karena jumlah molekul yang yang bertambah besar seiring dengan besarnya
konsentrasi larutan
Sifat zat yang bereaksi
Sifat zat yang bereaksi sangat menentukan
cepat atau lambatnya reaksi kimia. Ada zat yang sangat reaktif, sehingga
reaksinya sangat cepat, misalnya reaksi antara logam natrium dengan air, ada
juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti penguraian karbohidrat oleh
bakteri. Jenis reaktan yang mempunyai sifat polar dan non polar mempengaruhi
sifat reaktan itu sendiri yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Misal
reaksi antara pembakaran alkohol adalah reaksi yang cepat, sedangkan reaksi
pengkaratan besi merupakan proses reaksi yang lambat.
Sifat reaktifitas suatu zat kimia
ditentukan oleh jenis ikatan kimia senyawa tersebut. Ikatan kimia dipengaruhi
oleh susunan terluar elektron unsur pembentuk senyawa. Semakin stabil ikatan
kimia suatu senyawa, maka makin tidak reaktif zat kimia tersebut, dan
sebaliknya juga. Reaksi kimia juga berhubungan dengan pemutusan ikatan dan
pembentukan ikatan baru, maka pemutusan ikatan merupakan hal yang sangat
berpengaruh pada sifat reaktifitas suatu zat.
Luas permukaan
Luas permukaan molekul berpengaruh pada
kecepatan reaksi. Semakin besar luas permukaan dari molekul reaktan, semakin
besar pula kecepatan reaksi. Ini disebabkan karena semakin luas permukaan
molekul maka semakin besar kesempatan dari molekul untuk berinteraksi antar molekul.
Katalis
Katalis merupakan zat yang ditambahkan
dalam suatu reaksi kimia dengan tujuan untuk mempercepat ataupun memperlambat
reaksi kimia, tetapi tidak ikut bereaksi. Katalis yang dapat mempercepat reaksi
kimia disebut katalis positif
(katalis), sedangkan yang memperlambat reaksi kimia disebut inhibitor. Adanya katalis akan menaikkan
kecepatan reaksi karena katalis dapat menurunkan energi aktivasi yang dapat
menghalangi jalannya reaksi.
Pengukuran Laju Reaksi
Studi tentang kinetika reaksi ini biasanya
dilakukan pada suhu tetap (temperatur konstan). Suatu reaksi berlangsung dengan
terlebih dahulu diketahui komposisinya. Penurunan konsentrasi dari zat-zat yang
bereaksi (reaktan), atau penampakan dari hasil reaksi (produk), diukur sebagai
fungsi waktu. Dari data konsentrasi – waktu tersebut dapat diperoleh
sifat–sifat kinetika proses.
Adapun
cara untuk mengetahui terjadinya perubahan konsentrasi dalam suatu reaksi
adalah dengan memindahkan sampel dari sistem pada interval waktu yang berbeda,
kemudian menghentikan reaksi, dan menganalisa sampel. Dari analisa tersebut
kita dapat menentukan konsentrasi produk maupun reaktan.
II.2. Prosedur Percobaan
Penguraian Na2S2O3dengan HCl
1. Menimbang X1, X2, X3,X4 gram Na2S2O3
2. Memasukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Menambahkan 100 cc aquadest kedalam
masing-masing erlenmeyer.
4. Menuangkan secara serentak 20 cc 0.5 molar
HCl ke masing-masing erlenmeyer.
5. Mencatat waktu mulai dituang sampai mulai
terjadi kekeruhan (dengan stopwatch) untuk masing- masing larutan (t0)
Penyabunan Etil Asetat
Penyabunan Etil Asetat
1.
Membuat
larutan 0,04 N etil asetat dan 0,04 N NaOH.
2.
Memasukkan 25 cc 0.05 N NaOH kedalam erlenmeyer.
3.
Menambahkan 25 cc 0,04 N etil asetat dan mengocoknya.
4.
Setelah t1 menit, menambah lagi 25 cc 0,04 N HCl, dan mengocoknya.
5.
Menambahkan
indikator pp, dan menitrasi campuran ini dengan 0,04 N NaOH.
6. Mengulangi
langkah 2 sampai dengan 5 sebanyak 3 kali, tetapi dengan
waktu yang berbeda-beda, yaitu 3 menit, 4 menit, 5 menit, 6 menit, 7 menit, 8 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar