Tujuan
Percobaan
Tujuan dari percobaan Panas Reaksi Ion adalah
untuk menentukan panas ionisasi air (H2O) berdasarkan reaksi
netralisasi asam kuat dan basa kuat.
Dasar
Teori
Termokimia mempelajari
perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan – perubahan fisika (
pelarutan, peleburan, dan sebagainya ). Satuan tenaga panas biasanya dinyatakan
dengankalori, joule, atau kilokalori. (Maron & Lando, hal
267)
Untuk menentukan
perubahan panas yang terjadi pada reaksi – reaksi kimia, digunakan kalorimeter.
Besarnya panas reaksi kimia dapat dinyatakan pada tekanan atau volume konstan,
dan tergantung pada :jumlah zat yang bereaksi, keadaan fisika, temperatur,
tekanan, serta jenis reaksi ( P tetap atau V tetap ). Sistem adalah bagian dari
alam yang khusus diperhatikan atau dipelajari. Sistem tersebut kemudian diberi
batas yang disebut batas sistem. Daerah di luar batas sistem disebut lingkungan
keliling. Jadi batas sistem membatasi antara sistem dan lingkungan keliling.
Ada interaksi antara sistem dan linkungan keliling, yaitu perpindahan massa
serta perpindahan energi panas dan kerja. Ditinjau dari interaksi tersebut,
sistem dibedakan sebagai berikut :
1.
Sistem
tertutup.
Dalam selang
waktu
yang
ditentukan,
tak ada
perpindahan massa yang
menerobos batas sistem, namun ada energi panas atau kerja yang menerobos batas
sistem.
2.
Sistem
terbuka.
Dalam
selang waktu yang ditentukan, ada perpindahan massa maupun energi yang menerobos
batas sistem.
3. Sistem terisolasi
Dalam batas waktu yang
ditentukan, tak ada perpindahan massa maupun energi panas atau kerja yang
menerobos batas sistem.
(Maron & Lando, hal 270)
Ketika larutan yang
terdiri dari asam kuat dinetralisasi dengan larutan basa kuat pada suhu kamar,
maka panas netralisasi air yang terbentuk permol biasanya konstan dan tidak
bersifat asam atau basa. Keadaan yang konstan dari panas netralisasi, akan
lebih dipahami jika asam kuat, basa kuat dan garam telah terdisosiasi secara
sempurna dalam larutannya. Proses netralisasi yang terjadi merupakan kombinasi
hanya dari ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air. Karena proses
ini sama untuk setiap netralisasi, maka DH
netralisasi harus selalu konstan permol air yang terbentuk. Nilai dari panas
netralisasi pada 25oC (dalam keadaan standar) adalah :
H+ (a = 1) + OH- (a = 1) ===> H2O (l) DHo25oC =
-13360 kal
Nilai yang konstan untuk panas netralisasi tidak
berlaku pada netralisasi asam lemah oleh basa kuat, basa lemah dengan asam
kuat, atau asam lemah dengan basa lemah, dan bila reaksi tersebut berlangsung
maka bukan hanya reaksi pembentukan yang terjadi. Misalnya pada reaksi asam
sianida dengan natrium hidroksida. Dalam air, larutan asam sianida tidak dapat
terionisasi. Sebelum ion hidrogen dari asam
bereaksi dengan ion hiddroksida dari basa harus terjadi ionisasi. Karena
reaksi ionisasi terjadi pada saat reaksi netralisasi berlangsung, perubahan
panas teramati adalah merupakan jumlah panas ionisasi asam dan panas
netralisasi ion hidrogen yang
terionisasi. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
HCN (a = 1) + OH- (a = 1) ===> CN- (a =1) + H2O
(l) DHo25oC =
-2460 kal
Dalam kenyataannya terjadi dua reaksi, yaitu :
HCN (a = 1) ===> H+
(a = 1) + CN- (a = 1) DHo25oC = DHoi
a =(1) + OH- (a = 1) ===> H2O (l) DHo25oC =
-13360 kal
Penjumlahan kedua reaksi di atas menjadi :
DHoi + (-13360) = -2460
DHoi = +10900 kal
DHoi
adalah panas ionisasi asam sianida permol. Maka dalam hal ini ionisasidalam air
dari asam lemah, yaitu dari asam sianida dapat diabaikan. (Maron & Lando hal 280)
Metodologi
Percobaan
1. Mengisi Kalorimeter
dengan larutan HCl 0,5 M sebanyak 30 ml dan mengukur suhunya sebagai To.
2. Mencampur larutan
HCl dalam Kalorimeter dengan 20 ml larutan NaOH 0,5 M , kemudian mengukur
suhu campuran NaOH dan HCl sampai T1 mencapai titik konstan.
3. Sekeping logam Al, yang sudah diketahui
beratnya dengan teliti dan sudah dipanaskan di dalam air mendidih selama lima menit diukur suhunya
sebagai (T2),
4. Memasukan logam Al ke
dalam kalorimeter. mencatat suhunya setiap 5 detik dan menghentikan pengamatan bila suhunya
sudah konstan,( T3 ).
5.
Membuat kurva antara suhu
terhadap waktu.
6.
Hitungan: Misal berat
logam Al = m gram, dengan kapasitas panas Cp Al kal/gramoC dan suhu
mulai T3.
7.
Kapasitas panas dari
kalorimeter dan isinya adalah :
m Cp Al (T3-T2) = M Cp (T2-T1)
Dimana M adalah berat kalorimeter
beserta isinya mula-mula.
8.
Panas reaksi didapat dari:
DH = Cp M (To-T1)
dengan anggapan Cp konstan pada
selisih suhu yang rendah.
By : Daru Satria Prayanto CS Physical Chemistry Group